Metaverse dan Virtual Learning: Masa Depan Pendidikan Berkelanjutan dengan Kecerdasan Buatan
![](https://statik.unesa.ac.id/profileunesa_konten_statik/uploads/s3pendidikandasar.pasca.unesa.ac.id/thumbnail/f3810a29-ef11-45b4-8bd3-7cefcecae314.jpg)
Pendidikan terus berkembang seiring perubahan zaman.
Di era revolusi industri 4.0 dan menuju era 5.0, teknologi semakin
mengintegrasi berbagai aspek kehidupan, termasuk pendidikan. Salah satu inovasi
terkini yang menarik perhatian adalah metaverse sebagai media baru dalam
pembelajaran. Metaverse adalah dunia virtual yang memungkinkan interaksi
real-time melalui avatar, menciptakan pengalaman yang mendalam dan imersif bagi
pengguna (Azmi dkk., 2024). Ketika dipadukan dengan virtual learning dan
kecerdasan buatan (AI), metaverse tidak hanya menjadi solusi untuk
tantangan pendidikan, tetapi juga menawarkan cara baru untuk mewujudkan
keberlanjutan pendidikan.
Metaverse dalam Pendidikan
Secara sederhana, metaverse adalah ruang
virtual tiga dimensi yang dapat diakses melalui internet, di mana pengguna
dapat berinteraksi secara langsung. Dalam konteks pendidikan, metaverse
menawarkan potensi luar biasa. Lingkungan belajar di dalam metaverse
memungkinkan simulasi pembelajaran yang sulit dicapai dalam ruang fisik.
Misalnya, pelajaran biologi dapat dilakukan dengan menjelajahi anatomi tubuh
manusia dalam skala besar, atau pelajaran sejarah dapat membawa siswa langsung
ke era Romawi kuno dengan representasi visual yang hidup.
Selain itu, metaverse adalah ruang inklusif
yang memungkinkan akses pendidikan bagi siswa dari berbagai latar belakang
geografis dan sosial. Dengan teknologi ini, siswa dari daerah terpencil atau
yang memiliki keterbatasan fisik dapat berpartisipasi secara penuh dalam
pembelajaran interaktif. Hal ini selaras dengan visi pendidikan berkelanjutan,
yaitu memastikan pendidikan inklusif dan merata untuk semua (UNESCO, 2022).
Virtual Learning sebagai Pendukung
Virtual learning atau pembelajaran berbasis daring
telah menjadi bagian tak terpisahkan dari pendidikan modern, terutama sejak
pandemi COVID-19 memaksa transisi besar-besaran ke pembelajaran jarak jauh.
Virtual learning didefinisikan sebagai proses pembelajaran yang menggunakan
teknologi untuk menyampaikan materi secara interaktif melalui platform digital
(Hrastinski, 2019).
Ketika virtual learning dipadukan dengan metaverse,
pengalaman belajar menjadi lebih menarik. Siswa tidak hanya membaca materi atau
menonton video, tetapi mereka juga dapat berinteraksi dengan objek dan
lingkungan virtual. Sebagai contoh, dalam pelajaran geografi, siswa dapat
menjelajahi peta topografi dunia dengan berjalan langsung di atasnya, sehingga
meningkatkan pemahaman konseptual mereka. Dengan demikian, virtual learning
berperan sebagai jembatan menuju penerapan metaverse dalam pendidikan.
Peran Kecerdasan Buatan
Kecerdasan buatan (AI) adalah teknologi yang
memungkinkan mesin untuk meniru kemampuan manusia dalam berpikir, belajar, dan
mengambil keputusan. Dalam konteks pendidikan, AI telah banyak digunakan untuk
personalisasi pembelajaran, analisis data siswa, hingga pengembangan materi
interaktif (Luckin et al., 2016). Ketika diterapkan di metaverse dan virtual
learning, AI dapat meningkatkan kualitas pengalaman belajar dengan cara
berikut:
- Personalisasi Pembelajaran - AI memungkinkan kurikulum yang disesuaikan
dengan kebutuhan individu siswa. Dengan analisis data, AI dapat mengidentifikasi
kelemahan dan kekuatan siswa, lalu menyarankan materi atau aktivitas yang
paling relevan.
- Tutor Virtual Berbasis AI - Di dalam metaverse, siswa dapat belajar
dengan tutor virtual yang diprogram menggunakan AI. Tutor ini dapat
menjawab pertanyaan, memberikan penjelasan tambahan, atau bahkan memantau
progres siswa secara real-time.
- Simulasi yang Realistis - AI mendukung terciptanya simulasi dalam metaverse
yang lebih realistis, misalnya simulasi eksperimen sains, skenario klinis,
atau pelatihan kerja. Simulasi ini meningkatkan deep learning,
yaitu pembelajaran yang mendalam dan bermakna.
Pendidikan Berkelanjutan Melalui Metaverse
Pendidikan berkelanjutan adalah pendekatan yang
menekankan pentingnya pendidikan sebagai alat untuk mencapai keseimbangan
antara kebutuhan saat ini dengan kelestarian masa depan. Dalam hal ini, metaverse
menawarkan peluang besar.
- Efisiensi dan Ramah Lingkungan - Pembelajaran di metaverse
mengurangi kebutuhan fisik untuk bangunan sekolah atau kampus, yang secara
langsung mengurangi jejak karbon. Selain itu, buku cetak dapat digantikan
oleh materi digital, mengurangi konsumsi kertas.
- Akses Universal - Metaverse memungkinkan siswa dari
berbagai lokasi untuk terhubung tanpa batas geografis. Ini menjawab
tantangan pendidikan di daerah terpencil atau negara berkembang, di mana
fasilitas pendidikan seringkali terbatas.
- Pengembangan Kompetensi Masa Depan - Siswa yang
belajar di metaverse tidak hanya mempelajari materi akademis,
tetapi juga keterampilan abad ke-21 seperti kreativitas, kolaborasi, dan
literasi digital. Hal ini membantu mereka mempersiapkan diri untuk
tantangan masa depan.
Tantangan dan Solusi
Meskipun potensinya besar, implementasi metaverse
dan AI dalam pendidikan tidak lepas dari tantangan. Salah satunya adalah aksesibilitas
teknologi. Tidak semua sekolah atau siswa memiliki perangkat yang mendukung metaverse,
seperti headset VR atau komputer dengan spesifikasi tinggi. Selain itu, masalah
privasi data juga menjadi perhatian utama, karena penggunaan AI dan metaverse
melibatkan pengumpulan data besar-besaran.
Solusi dari tantangan ini adalah kolaborasi antara
pemerintah, industri, dan lembaga pendidikan. Pemerintah dapat memberikan
subsidi untuk perangkat teknologi, sementara perusahaan dapat menciptakan versi
metaverse yang lebih ringan dan terjangkau. Di sisi lain, regulasi ketat
diperlukan untuk melindungi data siswa.
Kesimpulan
Metaverse dan virtual learning adalah inovasi yang
berpotensi mengubah wajah pendidikan global. Ketika digabungkan dengan
kecerdasan buatan, mereka menciptakan ekosistem belajar yang inklusif,
interaktif, dan mendukung pendidikan berkelanjutan. Meskipun tantangan ada,
kolaborasi dan inovasi akan membuka jalan menuju masa depan pendidikan yang
lebih baik.
Sebagaimana dikatakan oleh Cheng dkk. (2022),
"Metaverse is not just a trend; it is the next evolution of how we learn,
connect, and grow." Dengan memanfaatkan teknologi ini, kita tidak hanya
mempersiapkan generasi mendatang untuk menghadapi tantangan masa depan, tetapi
juga memastikan bahwa pendidikan menjadi pilar keberlanjutan global.
Referensi
Azmi, M. N., Mansur, H.,
& Utama, A. H. (2024). Potensi Pemanfaatan Virtual Reality Sebagai Media
Pembelajaran Di Era Digital. Jurnal Dimensi Pendidikan dan Pembelajaran, 12(1),
211-226.
Cheng, R., Wu, N., Chen,
S., & Han, B. (2022). Will metaverse be nextg internet? vision, hype, and
reality. IEEE
network, 36(5), 197-204.
Hrastinski,
S. (2019). What Do We Mean by Blended Learning? TechTrends, 63, 564–569.
Luckin,
R., Holmes, W., Griffiths, M., & Forcier, L. B. (2016). Intelligence
Unleashed: An Argument for AI in Education. Pearson Education.
UNESCO.
(2022). Education for Sustainable Development. UNESCO Report.
Penulis: Annas Solihin, S.Pd. (Instagram.com/ka.annas)