Metaverse dan Literasi Digital: Menyiapkan Generasi Baru di Pendidikan Dasar
![](https://statik.unesa.ac.id/profileunesa_konten_statik/uploads/s3pendidikandasar.pasca.unesa.ac.id/thumbnail/aa779619-b447-4861-b0e8-fe5b9b23ae51.jpg)
Perkembangan teknologi digital menghadirkan perubahan besar dalam cara
manusia belajar, berinteraksi, dan bekerja. Salah satu inovasi terkini yang
mendapat perhatian luas adalah metaverse—ruang virtual tiga dimensi yang
mengintegrasikan teknologi seperti realitas virtual (virtual reality),
realitas tertambah (augmented reality), dan internet. Dalam konteks
pendidikan dasar, metaverse menawarkan peluang unik untuk menciptakan
lingkungan belajar yang lebih interaktif, imersif, dan inklusif. Namun,
mempersiapkan generasi muda untuk menghadapi dunia ini memerlukan strategi
khusus, termasuk penguatan literasi digital.
Apa Itu Metaverse?
Metaverse adalah konsep ruang digital yang memungkinkan pengguna untuk
berinteraksi dalam lingkungan virtual melalui avatar (Barlian & Ismelani,
2022). Sebagai gabungan dari berbagai teknologi, metaverse memungkinkan
aktivitas seperti belajar, bekerja, dan bermain dilakukan dalam dunia digital
yang menyerupai realitas fisik. Misalnya, dalam pendidikan, metaverse dapat
menghadirkan ruang kelas virtual di mana siswa dapat belajar sains dengan
“berjalan” di planet Mars atau memahami sejarah dengan menyaksikan rekonstruksi
virtual peristiwa masa lalu.
Metaverse dan Pendidikan Dasar: Peluang yang Ditawarkan
- Pengalaman
Belajar Imersif - Metaverse
dapat menciptakan pengalaman belajar yang melibatkan banyak indera siswa,
membuat pembelajaran lebih menyenangkan dan mudah diingat. Sebagai contoh,
siswa dapat mempelajari biologi dengan menjelajahi tubuh manusia secara
virtual, melihat organ dan sistem tubuh dalam skala besar.
- Kolaborasi
Global - Metaverse
memungkinkan siswa untuk bekerja sama dengan teman sebaya dari berbagai
negara dalam proyek lintas budaya. Hal ini membantu mengembangkan
keterampilan komunikasi dan pemahaman global sejak dini, yang relevan
dalam dunia yang semakin terhubung.
- Pembelajaran
Inklusif - Dengan
metaverse, siswa dengan kebutuhan khusus dapat belajar dalam lingkungan
yang disesuaikan dengan kemampuan mereka. Teknologi ini memungkinkan
aksesibilitas yang lebih baik, seperti alat bantu visual atau pendamping
virtual yang dirancang untuk mendukung pembelajaran mereka.
- Simulasi
untuk Keterampilan Nyata
- Metaverse dapat digunakan untuk mensimulasikan skenario dunia nyata yang
membantu siswa mengembangkan keterampilan berpikir kritis dan pemecahan
masalah. Sebagai contoh, siswa dapat bermain peran dalam simulasi pasar
untuk mempelajari konsep ekonomi sederhana.
Pentingnya Literasi Digital di Era Metaverse
Untuk memanfaatkan potensi metaverse secara maksimal, literasi digital
menjadi kompetensi esensial yang harus diajarkan sejak dini. Literasi digital
adalah kemampuan untuk mengakses, memahami, mengevaluasi, dan memanfaatkan
teknologi secara efektif. Berikut adalah aspek literasi digital yang penting
untuk generasi muda:
- Pemahaman
Teknologi - Siswa perlu
memahami cara kerja teknologi dasar seperti internet, perangkat lunak, dan
aplikasi yang menjadi fondasi metaverse.
- Kesadaran
Keamanan Digital - Pendidikan
tentang keamanan digital, seperti melindungi data pribadi dan
mengidentifikasi konten berbahaya, sangat penting di ruang virtual yang
kompleks seperti metaverse.
- Etika
Digital - Di dunia
metaverse, siswa harus diajarkan bagaimana bersikap sopan, menghormati
orang lain, dan bertanggung jawab atas tindakan mereka secara virtual.
- Kemampuan
Berpikir Kritis - Siswa
harus mampu mengevaluasi informasi yang mereka temui di metaverse,
menghindari hoaks, dan memahami konteks informasi yang disampaikan.
Tantangan Integrasi Metaverse di Pendidikan Dasar
- Kesenjangan
Teknologi - Tidak semua
sekolah memiliki infrastruktur teknologi yang memadai untuk mengakses
metaverse. Masalah ini mencakup akses internet, perangkat keras seperti
headset VR, dan platform yang mahal.
- Kurangnya
Pelatihan Guru - Mengintegrasikan
metaverse dalam kurikulum memerlukan guru yang tidak hanya memahami
teknologi ini, tetapi juga mampu menggunakannya secara efektif dalam
pengajaran.
- Keamanan
dan Privasi - Metaverse
berpotensi menghadirkan risiko keamanan, terutama untuk anak-anak. Data
pribadi siswa harus dilindungi secara ketat, dan lingkungan virtual harus
dirancang dengan mempertimbangkan keamanan pengguna muda.
- Ketergantungan
pada Teknologi - Penggunaan
metaverse secara berlebihan dapat mengurangi interaksi fisik siswa, yang
penting untuk pengembangan keterampilan sosial mereka.
Metaverse dan Pembelajaran Kolaboratif di Pendidikan Dasar
Salah satu contoh penerapan metaverse yang menarik adalah pembelajaran
kolaboratif di mana siswa dapat bekerja bersama dalam proyek lintas disiplin
ilmu. Misalnya, sebuah kelas virtual di metaverse dapat menggabungkan pelajaran
geografi dan seni. Siswa dapat bersama-sama membangun model kota berkelanjutan
secara virtual, sambil belajar tentang ekosistem dan desain arsitektur.
Studi menunjukkan bahwa pembelajaran kolaboratif berbasis teknologi
dapat meningkatkan pemahaman siswa terhadap materi sekaligus mengembangkan
keterampilan komunikasi dan kerja tim (Owens & Hite, 2022). Dengan
metaverse, potensi ini menjadi lebih besar karena ruang belajar tidak lagi
terbatas oleh dimensi fisik.
Masa Depan Metaverse dalam Pendidikan Dasar
Dengan perkembangan teknologi yang pesat, metaverse memiliki potensi
untuk menjadi alat utama dalam pendidikan dasar. Namun, untuk mewujudkannya,
kolaborasi antara pemerintah, institusi pendidikan, pengembang teknologi, dan
masyarakat menjadi kunci utama.
Di masa depan, kurikulum mungkin mencakup pelatihan khusus untuk siswa
tentang cara menggunakan metaverse secara efektif. Selain itu, metaverse juga
dapat diintegrasikan dalam berbagai program pembelajaran, seperti pelatihan
STEM (Science, Technology, Engineering, Mathematics), seni, dan
pendidikan karakter.
Metaverse membuka peluang besar untuk merevolusi pendidikan dasar dengan
menciptakan pengalaman belajar yang imersif, interaktif, dan kolaboratif.
Namun, keberhasilannya memerlukan penguatan literasi digital siswa, kesiapan
infrastruktur, serta kebijakan yang memastikan keamanan dan inklusivitas.
Sebagaimana dinyatakan oleh Onu dkk. (2024), “Metaverse bukan hanya
alat, tetapi ruang yang memungkinkan pembelajaran lebih mendalam dan bermakna
bagi generasi mendatang.” Dengan pendekatan yang bijaksana, metaverse dapat
menjadi pilar penting dalam menciptakan generasi muda yang siap menghadapi
tantangan dunia digital.
Referensi:
Barlian, U. C., & Ismelani, N. (2022). Metaverse
sebagai upaya menghadapi tantangan pendidikan di masa depan. JOEL:
Journal of Educational and Language Research, 1(12), 2133-2140.
Onu, P., Pradhan, A., & Mbohwa, C. (2024). Potential
to use metaverse for future teaching and learning. Education and
Information Technologies, 29(7), 8893-8924.
Owens, A. D., & Hite, R. L. (2022). Enhancing
student communication competencies in STEM using virtual global collaboration
project based learning. Research in Science & Technological
Education, 40(1), 76-102.
Penulis: Annas
Solihin, S.Pd.