Fenomena Prostitusi Anak: Tantangan dan Peran Keluarga dalam Melindungi Generasi Muda
![](https://statik.unesa.ac.id/profileunesa_konten_statik/uploads/s3pendidikandasar.pasca.unesa.ac.id/thumbnail/a9907347-724d-4a53-8ca3-766a800909de.jpg)
Prostitusi anak dibawah umur
saat ini sedang merambah kekota Surabaya. Beberapa hari yang lalu di
beritakan ditangkapnya mucikari yang
memperkerjakan anak dibawah umur. Anak-anak dibawah umur warga Surabaya
terlibat aktifitas prostitusi, Mereka di iming-iming akan diberikan uang yang
banyak dan bekerja di sebuah café. Rayuan ini membuat mereka percaya sehingga
mereka terjebak di lingkaran tersebut. Tren prostitusi anak dibawah umur saat
ini menjadi keprihatinan berbagai pihak,pemerintah, Lembaga Pendidikan dan
masyarakat. Prostitusi merupakan salah satu gerbang kehancuran generasi muda
suatu bangsa. Prostitusi akan mengembangkan prilaku sek bebas di kalangan
generasi muda yang akan berakibat rusak nya norma kehidupan bermasyarakat.
Anak-anak yang seharus nya berada di lingkungan rumah Bersama keluarga dengan
mendapatkan kasih sayang dan pendidikan yang baik, namun saat ini ia
berkeliaran di luar rumah untuk mendapatkan kesenangan yang semu.
Informasi mengenai prostitusi
pada kegiatan sex bebas sudah banyak di infokan kepada generasi muda melalui
dunia Pendidikan dan informasi-informasi teknologi digital. Peradapan kehidupan
manusia dan kemajuan teknologi yang berkembang saat ini membuat semua
informasi menjadi terbuka. Semua akses
informasi dapat diperoleh dengan mudah oleh semua kalangan umur termasuk
anak-anak. informasi yang didapat baik
yang positif maupun negative menjadi
perubahan kondisi seseorang tidak lain seorang anak. Kota Surabaya yang
merupakan salah satu kota terbesar di Indonesia, mengalami
perkembangan tersebut. Gaya kehidupan masyarakat nya menjadi metropolis,
masyarakat yang konsumtif, masyarakat bourjuis dan masyarakat digitalis.
Kehidupan keluarga dan
Pendidikan keluarga serta Lembaga Pendidikan yang ada disurabaya menjadi lahan proteksi perkembangan peradapan dan
teknologi saat ini. Namun di lihat dari perkembangannya banyak anak-anak yang
mendapatkan perlakukan yang kurang baik dalam kehidupan dan Pendidikan keluarga oleh orang-orang dewasa disekelilingnya.
Sehingga membuat mereka putus asa dan ingin mengeksplor keinginan dan
kesenangan yang terpendam dengan lingkungan yang membuatnya nyaman. Dimana
kadang kala lingkungan tersebut membawa ia kejurang ke hancuran.
Melihat fenomena di atas faktor
secara umum keterlibatan anak di bawah umur dalam kegiatan prostitusi di pengaruhi oleh tekanan ekonomi dan
pengakuan yang kurang baik dalam keluarga. Apakah factor tersebut dapat di jadi
kan tolak ukur keterlibatan anak di bawah umur pada kegiatan protitusi saat ini???? Seharusnya kita harus
menganalisis ulang factor tersebut. Generasi muda saat ini senang sekali
berkelompok dalam kehidupan. Mereka membuat “geng” yang solit dan kompak dengan moto” 1 sakit, sakit
semua. satu senang, senang semua “. Moto ini menjadi kekuatan yang
beresiko besar apa bila di gunakan
padaaktifitas yang kurang baik.Mereka yang memiliki “geng” yang solid biasanya
terhindar dari bullying teman2 nya. ketakutan perilaku sosial ini dengan timbul
nya sekelompok geng dalam kehidupannya mungkin bisa menjadi pemicu prostitusi
dikalangan anak dibawah umur. Solidaritas dan kekompakan yang dibangun membuat mereka tidak mampu
menolak ajakan salah teman yang sudah
bergabung terlebih terlebih dahulu dalam lingkaran prostitusi. LiFESTYLE
konsumtif dalam kehidupan kelompok bisa
juga menjadi factor tambahan terjadinya prostitusi tersebut .
Melihat kenyataan ini seharusnya peran orang tua dan sekolah menjadi pagar
yang kuat untk melindungi anak-anak.
Tips bagi orang tua agar anak-anak nya terhindar dari prostitusi dibawah umur:
1. “Dengarkan dan
hargai” Lihatlah mereka dengan kacamata perkembangan umur dan kebutuhannya
dengan memperlakukan mereka sesuai
kondisinya saat ini. “Jangan selalu berfikir “anak-anak itu masih kecil”
padahal ia sudah umur 14 atau 16 tahun. Kebutuhan di hargai dan di dengar
menjadi kunci kenyamanan nya berinteraksi dirumah
2. Orang tua
khususnya ibu ciptakan suasana keakraban
dan kedamainan dimanapun berada. dengan
meluang kan waktu untuk meet time bersama dimanapun dan kapan pun. Tidak
harus di sebuah tempat yang khusus. Di
meja makan, di dapur, di kebun, dan
dikamar tidur atau Bisa jadi kamar orang tua yang setelah anak-anak sdh bersar
tidak pernah di masuki mereka, kamar yang dulu mereka mendapat kehangatan bisa menjadi tempat meet time yang mengesan
kan.
3. Perhatikan
orang-orang yang berada di lingkungan bermain mereka. Bukan berarti kita harus
mengawasi mereka selama 24 jam namun kita berusaha mencari tahu dengan siapa
mereka bermain dan kemana biasanya mereka bermain dengan menjalin komunikasi
yang baik sehingga tidak terkesan diawasi.
4. Jadilah orang
tua yang modern, demokratis dan millenial. Supaya mereka bisa merasa bangga dan
tidak malu memperkenalkan dengan teman-temannya.
5. Perhatikan
kebutuhan mereka. Turun kan Ego orang
tua.baik kebutuhan material, jasmani dan rohani. Mereka yang sudah umur 12 tahun keatas kadang
kala sudah merasa malu meminta uang kepada orang tuanya, ia sudah bisa berfikir
“aku merepotkan orang tua” hal ini perlu di perhatikan oleh orang tua, kadang
kala kita melihat mereka baik-baik saja namun keinginan selalu menjadi yang
terbaik untuk orang tua membuat ia goyah
dan terbawa arus teman-teman nya mencari uang dengan cara yang instan
6. Ajak mereka
selalu mengingat kebesaran sang pencipta, bersama ketempat-tempat peribadatan,
mendengarkan nasehat-nasehat para ahli
agama, berkumpul dengan orang-orang yang beriman.
7. Tips yang
terakhir doakan mereka, selalu menjadi anak yang beriman, berkepribaidaian
baik, pejuang kehidupan
Penulis: Gusmaniarti, S.Pd., M.Pd (Mahasiswa
S3 DikDas Universitas Negeri Surabaya, Dosen
Pendidikan guru Pendidikan anak usia dini Universitas Muhammadiyah
Surabaya)