Dari Hafalan ke Pemahaman: Mengapa Berpikir Kreatif Penting dalam Matematika?
![](https://statik.unesa.ac.id/profileunesa_konten_statik/uploads/s3pendidikandasar.pasca.unesa.ac.id/thumbnail/93950781-3c86-4d2d-aa85-b0feae37b2cb.jpg)
Matematika seringkali dipandang sebagai mata
pelajaran yang kaku dan hanya berfokus pada angka serta rumus. Padahal,
matematika juga menuntut kreativitas dalam menemukan solusi, memecahkan
masalah, dan membuat koneksi antar konsep. Berpikir kreatif dalam konteks
matematika bukan hanya tentang menemukan jawaban yang benar, melainkan juga
tentang bagaimana kita sampai pada jawaban tersebut.
Beberapa alasan mengapa berpikir kreatif penting
dalam pembelajaran matematika di sekolah dasar antara lain sulitnya membangun
pemahaman konsep yang mendalam. Ketika siswa diajak untuk berpikir kreatif,
mereka akan lebih memahami konsep matematika secara mendalam. Mereka tidak
hanya menghafal rumus, tetapi juga mengerti mengapa rumus tersebut berlaku.
Selain itu, siswa juga kesulitan meningkatkan motivasi belajar, pembelajaran
matematika yang kreatif dapat membuat siswa lebih tertarik dan termotivasi
untuk belajar. Mereka akan merasa bahwa matematika itu menyenangkan dan relevan
dengan kehidupan sehari-hari. Para guru juga masih memiliki kemampuan terbatas
dalam mengembangkan keterampilan berpikir tingkat tinggi. Berpikir kreatif
merupakan kemampuan melibatkan berbagai keterampilan berpikir tingkat tinggi
seperti analisis, sintesis, evaluasi, dan pemecahan masalah. Keterampilan ini
sangat penting untuk kesuksesan siswa di masa depan. Oleh karena itu, dunia
yang terus berubah, membuat siswa perlu memiliki kemampuan berpikir kreatif
untuk menghadapi masalah-masalah kompleks yang belum tentu memiliki solusi yang
sudah jadi.
Dalam beberapa tahun terakhir, semakin banyak
perhatian tertuju pada pentingnya mengembangkan kemampuan berpikir kreatif
siswa. Namun, masih ada beberapa isu dan tantangan yang perlu diatasi.
Kurikulum matematika yang padat seringkali membuat guru kesulitan untuk
menyisipkan kegiatan yang menuntut berpikir kreatif. Hal ini dikarenakan tidak
semua sekolah memiliki sumber daya yang cukup untuk mendukung pembelajaran
matematika yang kreatif, seperti alat peraga, teknologi, dan buku-buku yang
menarik. Beberapa guru dan siswa masih menganggap matematika sebagai mata
pelajaran yang hanya berfokus pada hafalan dan perhitungan sebagai akibat dari
masih banyak guru membutuhkan pelatihan khusus untuk dapat memfasilitasi
pembelajaran matematika yang kreatif.
Berpikir kreatif dalam pembelajaran matematika
dapat memberikan dampak positif yang signifikan bagi siswa. Studi NCTM (2000)
menunjukkan bahwa siswa yang memiliki kemampuan berpikir kreatif cenderung
memiliki prestasi belajar matematika yang lebih baik. Ketika siswa berhasil
menyelesaikan masalah matematika dengan cara yang kreatif, mereka akan merasa
lebih percaya diri pada kemampuan mereka. Dengan memfasilitasi dengan
pembelajaran matematika yang kreatif dapat membuat siswa lebih menikmati proses
belajar. Berpikir kreatif dalam matematika dapat menjadi pintu gerbang bagi
siswa untuk tertarik pada bidang sains, teknologi, engineering, dan matematika
(STEM).
Untuk meningkatkan kemampuan berpikir kreatif
siswa dalam pembelajaran matematika, beberapa solusi dapat dilakukan. Guru
perlu mengubah paradigma pembelajaran dari yang berpusat pada guru menjadi
berpusat pada siswa. Siswa harus diberikan kesempatan untuk aktif terlibat
dalam proses pembelajaran dan menemukan solusi sendiri. Guru dapat menggunakan
berbagai metode pembelajaran yang bervariasi, seperti permainan, proyek,
diskusi kelompok, dan penggunaan teknologi, untuk merangsang kreativitas siswa.
Guru dapat mengaitkan konsep matematika dengan situasi nyata dalam kehidupan
sehari-hari sehingga siswa dapat melihat relevansi matematika dalam kehidupan
mereka.Guru harus dapat menciptakan lingkungan belajar yang aman di mana siswa
tidak takut untuk membuat kesalahan. Kesalahan adalah bagian penting dari
proses belajar dan dapat menjadi titik awal untuk menemukan solusi yang lebih
baik. Guru juga dapat secara khusus melatih keterampilan berpikir kritis dan
kreatif siswa melalui berbagai aktivitas, seperti mengajukan pertanyaan
terbuka, menganalisis data, dan mengevaluasi informasi. Guru perlu memberikan
umpan balik yang konstruktif kepada siswa agar mereka dapat terus berkembang.
Maka untuk mendukung semua itu, sekolah perlu menyediakan sumber daya yang
memadai untuk mendukung pembelajaran matematika yang kreatif, seperti alat
peraga, teknologi, dan buku-buku yang menarik. Selain itu dapat pula,
memberikan pelatihan yang berkelanjutan bagi para guru untuk meningkatkan
kemampuan mereka dalam memfasilitasi pembelajaran matematika yang kreatif.
Berikut beberapa contoh aktivitas yang dapat
dilakukan oleh para guru dalam mendorong siswa untuk berpikir kreatif dalam
pembelajaran matematika:
1. Pembelajaran
Berbasis Masalah (Problem-Based Learning). Contoh aktivitas pembelajaran
matematika yang dapat dilakukan oleh para guru misalnya, memberikan siswa
masalah matematika yang terbuka, di mana terdapat beberapa jawaban yang benar
atau beberapa cara untuk menyelesaikannya. Misalnya, "Bagaimana cara
membagi sebuah pizza agar adil untuk 5 orang dengan bentuk yang
berbeda-beda?". Adapun manfaat pembelajaran ini, memungkinkan siswa untuk
mengembangkan strategi pemecahan masalah yang unik dan berlatih berpikir
divergen.
2. Proyek
Matematika. Contoh aktivitas pembelajaran matematika yang dapat dilakukan oleh
para guru misalnya, meminta siswa untuk membuat model 3D dari bangun ruang,
mendesain taman bermain dengan memperhitungkan luas dan keliling, atau membuat
permainan papan yang melibatkan konsep matematika. Adapun manfaat pembelajaran
ini adalah memungkinkan siswa untuk mengaplikasikan konsep matematika dalam
konteks yang nyata dan mengembangkan keterampilan pemecahan masalah yang
kompleks.
3. Pembelajaran
Kooperatif. Contoh aktivitas pembelajaran matematika yang dapat dilakukan oleh
para guru misalnya dengan membentuk kelompok kecil siswa untuk bekerja sama
dalam menyelesaikan tugas matematika. Misalnya, membuat cerita matematika atau
presentasi tentang suatu konsep matematika. Adapun manfaat pembelajaran ini
adalah memungkinkan siswa untuk bertukar ide, saling belajar, dan mengembangkan
kemampuan komunikasi matematis.
4. Penggunaan
Teknologi. Contoh aktivitas pembelajaran matematika yang dapat dilakukan oleh
para guru misalnya, menggunakan perangkat lunak matematika seperti GeoGebra untuk melakukan eksplorasi
geometri, atau menggunakan aplikasi pemrograman seperti Scratch untuk membuat animasi yang melibatkan konsep matematika.
Adapun manfaat pembelajaran ini adalah memungkinkan siswa untuk visualisasi
konsep matematika dengan lebih baik dan mengembangkan keterampilan berpikir
komputasional.
5. Pertanyaan
Terbuka. Contoh aktivitas pembelajaran matematika yang dapat dilakukan oleh
para guru misalnya Mengajukan pertanyaan yang tidak memiliki jawaban tunggal,
seperti "Berapa banyak cara berbeda untuk membuat persegi panjang dengan
menggunakan 12 ubin?". Adapun manfaat pembelajaran ini adalah merangsang
siswa untuk berpikir kritis dan menghasilkan ide-ide yang orisinal.
Berpikir kreatif adalah keterampilan yang sangat
penting untuk dimiliki oleh siswa di era yang semakin kompleks ini. Dalam
pembelajaran matematika, berpikir kreatif dapat membantu siswa membangun
pemahaman konsep yang lebih mendalam, meningkatkan motivasi belajar, dan
mengembangkan keterampilan berpikir tingkat tinggi. Untuk meningkatkan
kemampuan berpikir kreatif siswa, diperlukan perubahan paradigma pembelajaran,
penggunaan metode pembelajaran yang bervariasi, dan dukungan dari berbagai
pihak, termasuk guru, sekolah, dan orang tua.
Penulis: Nur Rohmah Nilam Sari
Sumber gambar: https://pixabay.com/id/illustrations/pikiran-otak-pola-pikir-persepsi-544404/