AI Sebagai Penggerak Pendidikan Berkelanjutan: Antara Virtual Learning dan Realitas Baru
![](https://statik.unesa.ac.id/profileunesa_konten_statik/uploads/s3pendidikandasar.pasca.unesa.ac.id/thumbnail/8ef1fd87-0d20-40cb-ab13-76a4e9407f78.jpg)
Teknologi kecerdasan buatan (Artificial
Intelligence, AI) telah menjadi pilar transformasi di berbagai sektor,
termasuk pendidikan. Dalam dunia yang terus berkembang, AI menawarkan cara baru
untuk menciptakan pengalaman belajar yang lebih inklusif, adaptif, dan
berkelanjutan. Salah satu terobosan yang muncul adalah konsep virtual
learning atau pembelajaran virtual, yang memanfaatkan teknologi digital
untuk menjembatani tantangan pendidikan tradisional. Dengan menggabungkan AI
dan pembelajaran virtual, kita sedang menyaksikan munculnya realitas baru dalam
pendidikan, di mana batasan ruang dan waktu semakin kabur, dan peluang untuk
pembelajaran sepanjang hayat semakin terbuka.
Pendidikan Berkelanjutan dan Relevansi AI
Pendidikan berkelanjutan adalah bagian integral dari
tujuan pembangunan berkelanjutan (Sustainable Development Goals, SDGs),
khususnya tujuan keempat, yaitu menyediakan pendidikan berkualitas yang
inklusif dan merata serta mendukung kesempatan belajar sepanjang hayat. AI
memiliki potensi besar untuk mendukung tujuan ini melalui inovasi dalam metode
pembelajaran, personalisasi pendidikan, dan peningkatan akses.
Sebagai contoh, AI dapat menganalisis kebutuhan
belajar individu dan menciptakan kurikulum yang disesuaikan. Sistem berbasis AI
seperti adaptive learning platforms mampu memberikan pengalaman belajar
yang unik bagi setiap siswa, memastikan bahwa tidak ada yang tertinggal dalam
perjalanan pendidikan mereka.
Virtual Learning: Membuka Jalan untuk Pendidikan
Global
Pembelajaran virtual, didukung oleh AI, telah menjadi
solusi utama untuk mengatasi tantangan akses pendidikan, terutama selama
pandemi COVID-19. Platform seperti Google Classroom, Microsoft Teams, dan
Moodle telah memanfaatkan AI untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas
pembelajaran jarak jauh.
Dalam pembelajaran virtual, AI berperan sebagai
pendukung utama, antara lain:
- Personalisasi Materi Pembelajaran - AI mampu memahami preferensi dan
gaya belajar siswa, sehingga dapat menyediakan materi yang sesuai dengan
kebutuhan mereka. Sebagai contoh, seorang siswa yang visual learner akan
menerima materi dengan grafis dan video yang lebih menonjol, sementara
siswa auditori mungkin mendapatkan podcast atau rekaman suara.
- Penilaian dan Umpan Balik Otomatis - AI memungkinkan
penilaian otomatis melalui algoritma yang dirancang untuk mengevaluasi
jawaban siswa, bahkan untuk esai atau pertanyaan terbuka. Selain menghemat
waktu guru, fitur ini memberikan umpan balik cepat kepada siswa untuk
memperbaiki pembelajaran mereka.
- Dukungan Pembelajaran Multibahasa - Dengan teknologi penerjemahan
berbasis AI seperti Google Translate, siswa dari berbagai latar belakang
bahasa dapat mengakses materi yang sama, menjadikan pendidikan lebih
inklusif.
Realitas Baru dalam Pendidikan: Metaverse dan Simulasi
AI
Di luar pembelajaran virtual, muncul konsep realitas
baru yang menggabungkan AI dengan teknologi imersif seperti realitas virtual
(VR) dan realitas augmentasi (AR). Metaverse, sebuah ruang virtual interaktif
berbasis teknologi VR dan AR, menawarkan cara baru dalam belajar.
Sebagai contoh, dalam metaverse, siswa dapat:
- Mengunjungi replika virtual dari situs bersejarah untuk mempelajari
sejarah secara mendalam.
- Mempraktikkan keterampilan teknis seperti operasi medis atau desain
teknik dalam lingkungan simulasi tanpa risiko nyata.
- Mengikuti diskusi kelompok global melalui avatar, yang
memfasilitasi kolaborasi lintas budaya.
AI berfungsi sebagai inti dari teknologi ini,
mengelola data besar (big data), menciptakan pengalaman yang adaptif,
dan memastikan interaksi yang realistis.
Tantangan dan Etika dalam Pemanfaatan AI
Meskipun AI membawa peluang besar, penggunaannya dalam
pendidikan juga memunculkan tantangan yang tidak bisa diabaikan:
- Kesenjangan Digital - Tidak semua siswa memiliki akses ke perangkat
atau koneksi internet yang memadai untuk memanfaatkan teknologi berbasis
AI. Hal ini dapat memperburuk ketimpangan pendidikan antara kelompok
sosial ekonomi yang berbeda.
- Keamanan Data dan Privasi - Sistem AI sering kali memerlukan data pribadi
siswa untuk beroperasi. Oleh karena itu, penting untuk memastikan bahwa
data ini dilindungi dan digunakan secara etis. Regulasi yang ketat
diperlukan untuk mencegah penyalahgunaan data.
- Ketergantungan pada Teknologi - Penggunaan AI yang berlebihan dapat
menurunkan keterampilan sosial siswa, karena mereka lebih sering
berinteraksi dengan mesin daripada dengan manusia. Oleh karena itu, pendekatan
hybrid yang menggabungkan teknologi dan pembelajaran tatap muka tetap
diperlukan.
AI dan Pendidikan Berkelanjutan: Sebuah Kolaborasi
yang Diperlukan
Untuk menjadikan AI sebagai penggerak pendidikan
berkelanjutan, kolaborasi antara pemerintah, institusi pendidikan, dan sektor
swasta sangat diperlukan. Langkah-langkah yang dapat diambil meliputi:
- Peningkatan Infrastruktur Digital - Pemerintah perlu memastikan bahwa
infrastruktur digital tersedia secara merata, terutama di daerah
terpencil.
- Pelatihan Guru - Guru harus dilatih untuk menggunakan teknologi
berbasis AI secara efektif dalam pembelajaran.
- Pengembangan Konten Lokal - Konten pembelajaran berbasis AI harus
mencerminkan nilai-nilai lokal dan kebutuhan komunitas, sehingga relevan
dengan lingkungan siswa.
Kesimpulan
AI dan pembelajaran virtual telah membuka jalan menuju
pendidikan yang lebih inklusif, adaptif, dan berkelanjutan. Dengan memanfaatkan
teknologi ini secara bijak, kita dapat menciptakan realitas baru dalam
pendidikan yang tidak hanya meningkatkan kualitas pembelajaran tetapi juga
mendukung pembangunan berkelanjutan.
Namun, untuk mencapai potensi penuh AI, tantangan
seperti kesenjangan akses teknologi, privasi data, dan kesiapan pengguna harus
diatasi melalui strategi yang terkoordinasi. Dalam konteks ini, pendidikan
berkelanjutan tidak hanya menjadi tujuan tetapi juga sebuah proses kolaboratif
yang melibatkan berbagai pihak untuk menciptakan dunia yang lebih baik bagi
generasi mendatang.
Sebagaimana diungkapkan oleh Andreas Schleicher dari
OECD, "Artificial intelligence will not replace teachers, but it will
transform the way they teach." Dengan AI sebagai mitra, pendidikan masa
depan memiliki peluang untuk menjadi lebih inklusif, manusiawi, dan adaptif
terhadap kebutuhan dunia yang terus berubah.
Referensi
Schleicher,
A. (2018). World Class: How to Build a 21st-Century School System. OECD
Publishing. https://doi.org/10.1787/9789264300002-en
UNESCO.
(2022). Education for Sustainable Development. https://www.unesco.org/en/sustainable-development/education
diakses pada 27 November 2024.
Luckin,
R., Holmes, W., Griffiths, M., & Forcier, L. B. (2016). Intelligence
Unleashed: An Argument for AI in Education. https://discovery.ucl.ac.uk/id/eprint/1475756
Penulis: Annas Solihin, S.Pd. (Instagram.com/ka.annas)