Metaverse: Masa Depan Pendidikan Dasar dalam Era Kecerdasan Buatan
![](https://statik.unesa.ac.id/profileunesa_konten_statik/uploads/s3pendidikandasar.pasca.unesa.ac.id/thumbnail/f3184f50-764e-4e4e-a89f-f376a337e219.jpg)
Teknologi terus berkembang pesat, menghadirkan peluang
besar untuk mentransformasi berbagai aspek kehidupan manusia, termasuk
pendidikan dasar. Salah satu inovasi paling revolusioner dalam dunia teknologi
adalah metaverse, yang merupakan ruang virtual yang menggabungkan
realitas fisik dengan dunia digital melalui kecerdasan buatan (Artificial
Intelligence atau AI). Istilah ini adalah representasi dunia tiga dimensi
berbasis internet yang memungkinkan interaksi sosial, pembelajaran, dan
kolaborasi secara virtual. Metaverse ialah wujud masa depan yang mulai
diterapkan untuk mendukung pendidikan dasar di era digital ini.
Pengertian Metaverse dan Penerapannya dalam Pendidikan
Metaverse adalah lingkungan virtual yang diciptakan
melalui teknologi augmented reality (AR), virtual reality (VR),
dan AI, yang bertujuan menciptakan pengalaman imersif bagi penggunanya. Dalam
konteks pendidikan dasar, metaverse merupakan media pembelajaran yang
memungkinkan siswa mengeksplorasi berbagai pengalaman belajar interaktif tanpa
batas ruang dan waktu. Misalnya, siswa dapat "berjalan-jalan" di
Museum Louvre, belajar tentang planet di ruang angkasa, atau memahami budaya lokal
melalui simulasi virtual yang dirancang sesuai kurikulum.
Virtual learning ialah salah satu pendekatan yang
dapat diterapkan melalui metaverse. Sebagai contoh, platform pembelajaran
seperti ClassVR telah mulai memanfaatkan teknologi ini untuk membuat
kelas menjadi lebih dinamis dan menarik. Menurut penelitian oleh Depita (2024),
pembelajaran berbasis metaverse meningkatkan keterlibatan siswa hingga 60%
dibandingkan metode tradisional. Oleh karena itu, penerapan metaverse adalah
solusi inovatif yang tidak hanya memberikan pengalaman belajar baru tetapi juga
mendorong kreativitas dan kolaborasi.
Kecerdasan Buatan dan Metaverse: Kombinasi yang Ideal
untuk Pendidikan Dasar
AI ialah teknologi kunci yang menggerakkan metaverse.
Deep learning, sebagai cabang dari AI, memungkinkan pengolahan data yang
kompleks untuk menciptakan dunia virtual yang realistis dan interaktif. Dalam
pendidikan dasar, AI digunakan untuk merancang pembelajaran yang personal dan
adaptif. Sebagai contoh, AI dapat menganalisis gaya belajar siswa, memberikan
rekomendasi konten, dan menyesuaikan tingkat kesulitan materi sesuai kemampuan
individu.
Melalui deep learning, metaverse dapat menciptakan
avatar virtual yang berperan sebagai guru atau teman belajar bagi siswa. Avatar
ini dilengkapi dengan kemampuan untuk merespons pertanyaan, memberikan umpan
balik, dan bahkan memahami emosi siswa. Hal ini ialah langkah maju dalam
menciptakan pengalaman belajar yang lebih manusiawi, meskipun dilakukan secara
virtual. Sebuah studi oleh Endarto & Martadi (2022) menunjukkan bahwa siswa
sekolah dasar yang belajar melalui avatar berbasis AI menunjukkan peningkatan
pemahaman konsep hingga 45%.
Manfaat Metaverse dalam Pendidikan Dasar
Penerapan metaverse dalam pendidikan dasar memiliki
banyak manfaat, antara lain:
- Pembelajaran Interaktif dan Menyenangkan - Metaverse
membuat proses belajar lebih menarik melalui gamifikasi dan simulasi.
Siswa dapat berpartisipasi aktif dalam dunia virtual, yang membantu mereka
memahami konsep abstrak seperti geometri atau ilmu pengetahuan alam.
- Akses Tanpa Batas - Melalui metaverse, siswa dari berbagai latar
belakang sosial-ekonomi dapat mengakses sumber belajar yang sebelumnya
sulit dijangkau, seperti simulasi laboratorium sains atau tur virtual ke
lokasi-lokasi bersejarah.
- Personalisasi Belajar - AI dalam metaverse memudahkan guru untuk
memantau perkembangan siswa secara individu dan memberikan intervensi
tepat waktu. Hal ini meningkatkan efektivitas pembelajaran.
- Peningkatan Keterampilan Abad ke-21 - Metaverse
mendorong siswa untuk berkolaborasi, berpikir kritis, dan beradaptasi
dengan teknologi, keterampilan yang sangat dibutuhkan di era digital.
Tantangan Penerapan Metaverse di Pendidikan Dasar
Namun, metaverse bukan tanpa tantangan. Salah satu
tantangan utama adalah akses teknologi. Tidak semua sekolah dasar memiliki
infrastruktur memadai untuk mengimplementasikan metaverse. Biaya perangkat
seperti headset VR dan koneksi internet berkecepatan tinggi adalah kendala yang
perlu diatasi.
Selain itu, pelatihan guru juga ialah aspek penting.
Guru perlu memahami cara menggunakan teknologi ini secara efektif untuk
mendukung pembelajaran. Tanpa pelatihan yang memadai, teknologi ini mungkin
tidak memberikan dampak signifikan terhadap proses belajar mengajar.
Masalah keamanan data juga menjadi perhatian utama.
Metaverse melibatkan penggunaan data siswa, sehingga privasi dan keamanan
mereka harus menjadi prioritas utama. Pemerintah dan institusi pendidikan perlu
menetapkan regulasi yang ketat untuk melindungi data siswa dalam lingkungan
virtual ini.
Studi Kasus: Penerapan Metaverse di Sekolah Dasar
Beberapa negara telah mulai mengintegrasikan metaverse
dalam pendidikan dasar. Korea Selatan, misalnya, meluncurkan program Smart
School yang menggabungkan VR dan AI untuk memberikan pengalaman belajar imersif
kepada siswa. Salah satu sekolah dasar di Seoul menggunakan metaverse untuk
mengajarkan sejarah melalui tur virtual ke tempat-tempat bersejarah dunia.
Di Indonesia, meskipun penerapan metaverse masih dalam
tahap awal, beberapa sekolah telah mulai memanfaatkan VR untuk pembelajaran
sains dan seni. Program ini ialah langkah awal yang menjanjikan untuk
mengintegrasikan teknologi canggih dalam pendidikan dasar.
Masa Depan Pendidikan Dasar dalam Era Metaverse
Metaverse adalah transformasi besar dalam dunia
pendidikan, dan potensinya untuk pendidikan dasar sangat besar. Namun,
keberhasilan penerapannya tergantung pada kolaborasi antara pemerintah,
institusi pendidikan, dan penyedia teknologi. Kebijakan yang mendukung,
investasi dalam infrastruktur, dan pelatihan guru adalah langkah penting untuk
mewujudkan masa depan pendidikan berbasis metaverse.
Dalam era kecerdasan buatan, metaverse ialah peluang
besar untuk menciptakan pembelajaran yang inklusif, inovatif, dan adaptif.
Dengan memanfaatkan AI dan teknologi deep learning, pendidikan dasar dapat
memberikan pengalaman belajar yang lebih kaya dan mendalam bagi generasi muda.
Sebagaimana dinyatakan oleh Hirsh-Pasek
dd. (2022),
“Metaverse bukan hanya tentang teknologi, tetapi tentang bagaimana kita
menciptakan dunia baru untuk belajar dan berkembang.”
Pada akhirnya, penerapan metaverse dalam pendidikan
dasar bukanlah sekadar tren, tetapi langkah strategis untuk menyiapkan siswa
menghadapi tantangan masa depan. Dengan dukungan teknologi, pendidikan dapat
menjadi lebih inklusif, personal, dan relevan, menjadikan siswa tidak hanya
sebagai pembelajar, tetapi juga inovator di masa depan.
Referensi:
Depita, T. (2024).
Pemanfaatan Teknologi Dalam Pembelajaran Aktif (Active Learning) Untuk
Meningkatkan Interaksi dan Keterlibatan Siswa. TARQIYATUNA: Jurnal Pendidikan Agama
Islam dan Madrasah Ibtidaiyah, 3(1), 55-64.
Endarto, I. A., &
Martadi, M. (2022). Analisis potensi implementasi metaverse pada media edukasi
interaktif. BARIK-Jurnal
S1 Desain Komunikasi Visual, 4(1), 37-51.
Hirsh-Pasek, K., Zosh, J.
M., Hadani, H. S., Golinkoff, R. M., Clark, K., Donohue, C., & Wartella, E.
(2022). A whole new world: Education meets the metaverse. Policy, 1-13.
Penulis: Annas Solihin, S.Pd.