PUBLIKASI MEDIA MASSA ONLINE SEBAGAI WADAH ASPIRASI MAHASISWA S3 PENDIDIKAN DASAR TENTANG IMPLEMENTASI GLOKALISASI DI INDONESIA
![](https://statik.unesa.ac.id/profileunesa_konten_statik/uploads/s3pendidikandasar.pasca.unesa.ac.id/thumbnail/a1275ac7-a835-4efa-ae35-c1d9154cd30c.png)
Salah satu mata
kuliah wajib yang ditempuh mahasiswa pascasarja prodi S3 Pendidikan Dasar
adalah Glokalisasi Praktik Pendidikan Dasar. Mata kuliah yang ditempuh 3 SKS
ini diisi dengan memperdalam pemahaman tentang perspektif, pola dan masalah
yang berkaitan dengan glokalisasi menuju transformasi pendidikan keberlanjutan.
Aktivitas mata kuliah ini dirancang untuk memberikan pemahaman yang mendalam, reflektif
kritis serta transformatif mengenai glokalisasi serta kaitannya dengan
penerapannya dalam praktik pendidikan dasar (SD/MI) maupun di perguruan tinggi.
Mata kuliah ini diharapkan dapat mengantarkan pemahaman terhadap praktik lokal
dan global yang didasarkan pada kesetaraan, kesadaran identifas komunitas, keseimbangan
dan menuju keberlanjutan yang lebih baik.
Aspirasi mahasiswa
yang diperoleh dari teori-teori selama perkuliahan dan artikel ilmiah ditulis
dan dipublikasi melalui media massa online. Salah satunya adalah aspirasi dari Mallevi
Agustin Ningrum, mahasiswa S3 Pendidikan Dasar, dengan judul “Glokalisasi
adalah Upaya Menghidupkan Nilai-nilai Lokal di Tengah Globalisasi”. Mallevi menyatakan
bahwa berdasarkan hasil kajian riset autobiografi yang mengusulkan sebuah
paradigma TESOL (mengajar bahasa inggris yang kaku, idealis, dan harus seperti
penutur asli bahasa Inggris) sebaiknya diubah menjadi TEGCOM (mengajar bahasa Inggris
dengan mengedepankan glokalisasi komunikasi). TEGCOM ini akan memberi nilai
pengetahuan lokal khususnya untuk pengajaran dan pembelajaran bahasa Inggris di
seluruh dunia dengan memperhatikan bahasa yang digunakan sebagai sebagai
komunikasi masrakat lokal di berbagai belahan dunia. “Sumber: https://jatimtimes.com/baca/265861/20220512/192500/dosen-unesa-sebut-glokalisasi-adalah-upaya-menghidupkan-nilai-nilai-lokal-di-tengah-globalisasi”